Home Style Widget

Jinas; Menelisik Kekayaan dan Keunikan Bahasa Arab



Seperti biasa, setelah mempelajari sesuatu atau membaca buku, saya akan mencoba menulis apa saja yang bisa saya sampaikan, tentunya merujuk kembali kepada buku yang saya pelajari. Aktivitas seperti ini saya lakoni baru-baru ini, mencontoh salah satu guru saya selalu mereview apa yang dibacanya.

Oke, kali ini saya akan menuliskan sedikit penjelasan, review, atau resume dari satu bab yang telah saya pelajari di kampus, yaitu bab Jinas dalam bagian ketiga pembahasan Ilmu Balaghah.
Perlu kita ingat, Ilmu Balaghah memiliki tiga jenis pembahasan. Pertama, Ilmu Bayan, suatu sarana untuk mengungkapkan suatu makna dengan berbagai uslub seperti Tasybih, Majaz, Kinayah dll. Kedua, Ilmu Ma’âni, yang mana membantu kita untuk mengungkapkan suatu perkataan sesuai dengan keadannya. Ketiga, Ilmu Badî’, yang membahas keindahan-keindahan lafaz, serta keindahan-keindahan makna.

Untuk menyelami Jinaz, salah satu pembahasan dalam Ilmu Badî’, kita perlu mengenali definisinya terlebih dahulu. Saya mengutip dari kitab al-Balâghah al-Wâdhihah karya dua ustaz, ‘Ali al-Jarimi dan Mustafa Amin, yaitu:

الجِنَاسُ أَنْ يَتَشَابَهَ اللفظانِ في النُّطْق وَيَخْتَلِفَا في الْمَعْنى

Jinas adalah kemiripan dua lafaz dalam pengucapan, dan berbeda maknanya.

Contoh:
قال تعالى: {وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ{

Dalam ayat ke-55 dari surat ar-Rum ini kita dapat menumpai kata السَّاعَةُ dan سَاعَةٍ yang mana keduanya itu sama dalam pengucapan, namun makna dari kedua kata ini beda. Adapaun السَّاعَةُ yang pertama bermakna hari kiamat dan yang kedua adalah waktu.

Contoh lain:
وقال الشاعر في رثاء صغير اسمه يَحْيَى:
وَسَمَّيْتُهُ يَحْيَى لِيَحْيَا فَلَمْ يَكُنْ ... ... إِلى رَدِّ أمْرِ اللهِ فِيهِ سَبيلُ

Seorang penyair berkata dalam meratapi kematian seorang anak kecil yang bernama Yahya:
Dan aku memberi Namanya Yahya supaya ia dapat senantiasa hidup, namun tidak ada jalan untuk menolak takdir Allah yang telah ditetapkan kepadanya.

Pada syair ini terdapat dua kata Yahya, namun yahya yang pertama bermakna nama anak kecil tersebut, adapun yang kedua bermakna Hidup.

Contoh lain:
وقال تعالى: فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (9) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (10)

Pada ayat ini, terdapat dua kata yang mirip, yaitu تَقْهَرْ  dan تَنْهَرْ. Berbeda dari dua contoh diatas, dua kata ini hanya mirip, namun tidak sama persis, ada huruf yang berbeda. Adapun secara makna, sudah tentu keduanya berbeda.

Jinas terbagi dua, Tâm (sempurna) dan Ghairu Tâm (tidak sempurna). Sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Balâghah al-Wâdhihah:

تَامٌّ: وهو ما اتَّفَقَ فيه اللفظان في أمورٍ أَربعةٍ هيَ: نَوْعُ الحُروفِ، وشَكلُهَا، وعَدَدُها، وتَرْتيبُها.

Jinas Tam, yaitu kemiripan dua kata dalam empat hal, macam hurufnya, syakalnya, jumlahnya, dan susunannya. Untuk contoh jenis pertama ini, bisa dilihat diatas pada ayat dalam Surat ar-Rum dan syair tentang Yahya.

غَيْرُ تَامِّ: وهو ما اخْتَلَفَ فيه اللفظان في واحدٍ مِنَ الأمور الْمُتَقَدِّمة.

Jinas Ghairu Tam, yaitu perbedaan dua kata dalam salah satu dari empat hal diatas. Contohnya terdapat pada ayat surat ad-Dhuha diatas.

Melihat Jinas, kita belum menemukan suatu istilah tertentu dalam Bahasa Indonesianya. Namun, secara natural, sense atau perasaan kita dapat menangkap suatu kecondongan hati ketika mendengar atau membaca suatu kalimat yang di dalamnya ada suatu kata yang susunan hurufnya hampir sama.

Lantas, setelah mempelajari Jinas, mampukah kita menyusun kalimat atau syair berbahasa arab yang dipadu dengan kata-kata yang sama secara lafaz namun beda makna? Sambil menikmati rembulan, mari berbincang.

Post a Comment

1 Comments

  1. Masyaallah, sangat bermanfaat sekali, ustadz.
    Kapan2 antum saya undang di acara seminar saya sebagai Narasumber. Syukron lakum..

    ReplyDelete