Berbagi Ilmu
Motivasi Bagi Pelajar
Sebagai pelajar dan penuntut ilmu,
kecerdasan individu sangatlah berpengaruh terhadap keberhasilan dalam memahami
maupun menghafal setiap materi yang disampaikan guru. Sebagaimana yang telah
dipaparkan oleh Sahabat Ali radhiyallahu anhu, wahai saudaraku engkau
takan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, yaitu kecerdasan, tamak,
sabar, bekal, waktu yang lama, dan bersahabat dengan guru.
Namun tak dapat dipungkiri, setiap
insan memiliki karakter yang berbeda. Bahkan dalam metode pengajaran modern,
seorang guru harus memperhatikan dan memahami kemampuan masing-masing muridnya,
adakalanya diantara mereka memiliki nalar yang tinggi, namun juga sebaliknya.
Bagi yang memiliki kesulitan dalam
menangkap pelajaran, tak usah bersedih. Kecerdasan disini tidak melulu
berkaitan dengan nalar dan daya tangkap seorang pelajar. Terkadang kerajinan
dan kesungguhan dalam menuntut ilmu lah yang menjadi faktor terbukanya jalan
kesuksesan.
Dalam kitab Talimul muta’lim, Syeikh
az-Zarnuji menyajikan sebuah dialog antara Imam Abu Hanifah dan muridnya, Abu
Yusuf as-Syaibani yang keduanya adalah ulama besar. Kata Abu hanifah,
“Sesungguhnya kamu itu dungu, Namun karena rajin dan tak kenal menyerah, engkau
menjadi cerdas”.
Adalagi raksasa ilmu yang karyanya
begitu monumental di bidang hadits, Fathul bari penjelasan dari kitab Shohih
Bukhori, yaitu Imam Ibnu Hajar al-Atsqolani. Beliau memiliki kecerdasan
yang luar biasa.
Tapi jangan disangka, dulunya beliau
adalah orang yang sangat bebal. Saking bebalnya, bertahun-tahun beliau tinggal
di kelas yang sama, bisa disebut dalam konteks sekarang tidak naik kelas.
Lantas suatu hari beliau putus asa dan tidak mau melanjutkan pendidikannya. Beliau
pun pergi dari madrasah. Ketika di jalan, beliau melihat sebuah batu yang
tengahnya berlubang diakibatkan tetesan air yang terus menerus jatuh ke atas
batu. Kemudian beliau berpikir, “Kalau batu yang keras ini saja bisa ditaklukan
dengan air yang begitu lembut, apalagi otak ini”. Beliau pun mengurungkan
niatnya dan kembali ke madrasah. Setelah beberapa tahun tanpa kenal lelah tuk
berusaha, sukseslah beliau dan menjadi Ulama besar.
Dari kedua cuplikan diatas, kita
dapat mengambil ibrah agar tak jemu-jemunya mengerahkan seluruh
kemampuan dalam belajar dan menghafal. Biarlah kesengsaraan menimpa kita di
masa muda, namun menuai hasil di masa tua. Teringat ucapan Imam Syafiie, “Barangsiapa yang belum merasakan pahitnya belajar walau
sebentar, Ia akan merasakan hinanya
kebodohan sepanjang hidupnya”.
Tetap semangat dan tetap tersenyum…
Post a Comment
0 Comments