Biografi
Biografi singkat imam Abdullah bin Al-Mubarok
Nama
beliau adalah Abdullah bin Al-Mubarok Abu Abdurrahman Al-Marwazi, dilahirkan di
Marw (dahulunya merupakan kota besar di wilayah Khurasan Raya) pada tahun
118H/726M, ibunya berasal dari Khawarizmi dan bapaknya dari bangsa Turki.
Allah
Swt telah memuliakannya dengan menjadikan pada diri beliau budi pekerti yang
baik, diantaranya beliau dianugerahkan pengetahuan dan pemahaman, sopan
santun,kemampuan berbahasa serta gramatikalnya, zuhud, keberanian, kefasihan,
keahlian dalam bersyair, meninggalkan perkara yang tiddak bermanfaat baginya,
dan masih banyak lagi.
Beliau
tumbuh di Marw, kampung halamannya,
terdidik di kalangan keluarga yang saleh dan lingkungan yang agamis. Pada masa
awal pertumbuhan, beliau dikaruniai kecepatan dalam menghafal, dan hal itu
sebagaimana kesaksian teman sejawatnya:
“Ketika masa muda, kami pernah
berjumpa dengan seseorang yang sedang berpidato, dan pidatonya sangat panjang”, tatkala selesai, berkata Ibnu Mubarok: “Aku telah menghafalnya”,maka
seseorang yang berada disitu mendengar perkataan beliau dan berkata: “coba
ulangi”, beliau pun mengulangi pidato tersebut kepadanya”.
Dari
kisah menakjubkan diatas, ternyata beliau pernah putus dari kegiatan menuntut
ilmu, terbenam dalam kehidupan yang lalai dan tak berguna, membuang-buang
waktunya dengan lagu dan musik, hal demikian dapat diketahui pada riwayat
beliau kepada imam Abu Hanifah tatkala menanyakan tentang permulannya, maka
Ibnu Mubarak menjawab:
“Aku pernah duduk bersama teman-temanku di
taman, kami makan dan minum hingga tengah malam dan aku sangat suka dengan alat
music gambus dan gitar, aku pun tertidur pada waktu menjelang subuh, dalam
mimpi, aku melihat burung diatas ranting pohon yang berada diatas kepalaku membacakan
ayat alquran, yaitu:
أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ
آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ
Belumkah datang waktunya bagi
orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada
kebenaran?(Qs Al-Hadid:16)
Aku pun menjawab: “ya”, maka aku pun
terbangun dan kupatahkan alat musikku. Demikianlah
kisah pertobatan Ibnu Mubarak R.A. Akhirnya beliau kembali kepada ke keadaannya
seperti semula, dan menyibukan diri dengan menghasilkan ilmu dan
mengamalkannya.
Semoga kita dapat terinspirasi
dengan biografi singkat diatas.
Sumber: عصام
محمد الحاج علي، الإمام عبد الله المبارك، دار المكتبة العلمية، بيروت،
لبنان
x
Post a Comment
3 Comments
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteبسم الله.
ReplyDeleteKenapa pakai gelar RA? Kan bukan sahabat? beliau meninggal 181 H, murid Imam Atstsauri. Ghuluw, ini biasanya kebiasaan kaum Syiah. Cukup dengan gelar rahimahullah (رحمه الله)
بارك الله فيكم