Berbagi Ilmu
Sajak; Mari Merangkai Kalimat yang Indah
Ketika
sekolah dasar, tentu kita pernah mempelajari sajak, salah satu bab dalam
pelajaran Bahasa Indonesia. Teringat kembali bagaimana para guru membimbing
kita untuk mencermati mana puisi yang berakhiran AB AB dan yang tidak. Ya, kita
ternyata berjumpa lagi dengan materi ini di dalam Ilmu Balaghâh.
Sajak
dalam pengertian Bahasa Indonesia sendiri mirip sekali, bahkan hampir sama
dengan versi arabnya. Bisa saja terjadi peng-adopsian Bahasa dari arab, yaitu as-Saj’u
kepada sajak.
Pengertia
sajak dalam Bahasa Indonesia, yaitu karya
sastra yang penyajiannya dilakukan dalam baris-baris yang teratur dan terikat.
Sajak ini sangat mementingkan keselarasan bunyi bahasa, baik itu kesamaan bunyi
maupun kekontrasan.
Sajak
dalam Bahasa Indonesia pun perkembangannya sudah pesat. Pembagiannya lumayan banyak
dan bervariasi, seperti sajak awal, sajak akhir dan lain-lain. Namun dalam
pembahasan Ilmu Balaghah, kita hanya mendapatkan sajak yang terletak di akhir
kalimat saja.
Mengenai
definisi sajak atau السجع, dalam kitab al-Balaghâh
al-Wâdhihah disebutkan:
السَّجْعُ:َ وَافُقُ الْفَاصِلَتَيْن في الْحَرْفِ الأخِير، وأَفْضَلهُ
ما تسَاوَتْ فِقَرُهُ.
Saja’ adalah cocoknya huruf akhir dua fashilah atau lebih. Sajak yang
paling baik adalah yang bagian-bagian kalimatnya seimbang/sama. Contohnya:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضى الله عنه أَنَّ النَّبِىَّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ «مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ
أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا، وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ
أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا»
Dari
Abu Hurairah RA, bahwasannya Nabi Saw bersabda, “Tidak satu hari pun di mana
pada pagi harinya seorang hamba ada padanya melainkan dua Malaikat turun
kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata: ‘Ya Allah, berikanlah pengganti
kepada orang yang berinfak dan yang lainnya berkata: ‘Ya Allah, berilah
kerusakan (harta) orang yang kikir.”
Dari
hadis tersebut kita mendapatkan kalimat:
اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَأَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Akhiran
dari kedua susunan pokok kalimat ini akhirannya sama. Contoh lainnya
وقال أعرابيٌّ ذَهَبَ بابنه السَّيْل: اللهُمَّ إنْ كنْتَ
قَدْ أبْلَيْتَ، فَإنَّكَ طَالَمَا قَدْ عَافَيْتَ
Seorang
Arab Badui yang anaknya hanyut dibawa banjir berkata, “Ya Allah, jika engkau
telah membinasakannya, maka sesungguhnya telah sangat lama Engkau
menyehatkannya.”
Demikian
beberapa contoh dari kalimat yang berakhiran sajak. Untuk karangan berbahasa
Indonesia sendiri, dapat kita temukan banyak sekali karya-karya kumpulan sajak.
Tentunya tak hanya sajak yang berada di akhir kalimat saja. Semoga bermanfaat
Post a Comment
0 Comments