Cuap-Cuap
Pesan di Malam Suntuk
Malam
yang suntuk, tapi mata ini masih belum bisa terpejam. Ingin sekali kuketikan
beberapa patah kata untukmu. selamat malam, semoga kau selalu sehat, selalu
saja wajahmu yang tersenyum sumringah, yang selalu mengingatkanku kepada
sepucuk bunga melati yang baru timbul kemarin sore.
Ya,
mungkin sudah tak mungkin lagi kita dapat berbincang-bincang bersama lagi, menikmati
kopi hitam yang terasa manis jika menatap wajah indahmu. Sepertinya, percuma
saja, meskipun kutunggu balasan dari pesanku yang kukirim melalui whatsapp, detik
demi detik, menit demi menit, bahkan se-jam dua jam telah berlalu, dengan terus
menatap layar ponselku, kau masih dalam keadaan semula, tetap tidak membalas,
meskipun akun whatsappmu masih dalam keadaan online, tanda kau sedang memainkan
ponselmu.
Kita
mungkin sudah terlalu jauh, niat ku dari awal hanya berteman, tapi jatuh cinta
adalah hal tak dapat dihindari, bukankah ia adalah perasaan alami yang tercipta
di setiap diri manusia. Ah, masih kuingat modus-modus ku kepadamu, Kini aku pun
tak tahu cara macam apa yang dapat mengembalikanmu, rasanya ingin saja tertawa
melihat kebelakang tentang kenangan kita, tapi beginilah pahit yang dirasa.
Kini
aku baru menyadari, dengan menyatakan cinta, ada dua hal kemungkinan yang kita
dapat, entah seseorang yang dicinta semakin dekat, atau bisa jadi ia malah
makin menjauh, bak seseorang yang tak pernah bertemu sekali pun
Post a Comment
0 Comments