Cuap-Cuap
Gusdur dan Film Naruto
Banyak
kata-kata dan ungkapan yang mewakili Gusdur dan yang paling saya ingat adalah,
“Gusdur sangat dicintai” dan selainnya yang masih satu makna dengan kalimat
tadi.
Mengingat
jasa-jasa Gusdur semasa hidupnya, sehingga beliau menjadi sangat dicintai hati
rakyat Indonesia dan dunia, mengingatkan kita pada dua tokoh film yang sangat
terkenal, Harry Potter dan Naruto.
Dalam
film Harry Potter, kita akan melihat bahwa Harry adalah anak yang sangat
dicintai, dan itu dikatakan langsung oleh Albus Dumbledore, mengingat Harry
adalah anak yang ditakdirkan akan mengalahkan pangeran kegelapan, Kau Tahu
Siapa.
Namun
antara Harry dan Naruto, diantara kedua karakter itu, yang paling mirip Gusdur
adalah Naruto, karena kemiripan Harry dan Gusdur hanya sebatas pada mereka
berdua sangat dicintai dan sering bolos pelajaran. Cerita di Harry Potter jarang
mengangkat aktifitas Harry yang merakyat, bercita-cita menjadi raja penyihir
(misalkan, tapi kan gak ada), Dll.
Adapun Naruto, ia sangat mirip dengan Gusdur,
dari segi kemanusiaan, kesolidaritasan, hingga cita-cita yang tinggi. Tokoh
yang digarap oleh Mashasi Kisimoto ini memang mengajarkan kita banyak hal,
begitu juga dengan Guru bangsa, beliau mengajarkan kita banyak hal pula, dari
kesolidaritasan, kemanusiaan sampai pentingnya menghilangkan rasa kebencian
dari diri kita masing-masing.
Jika membaca Gusdur, kita akan mendapatkan
beliau banyak dekat berbagai kalangan, teman maupun musuh, bahkan beliau tidak
mempunyai musuh sama sekali.
Dalam
suatu undangan di salah satu acara di televisi, beliau pernah berujar, “Yang
pantas jadi musuh saya Cuma satu, Pak Harto”, namun ketika hari lebaran, bahkan
ketika Pak Harto sakit, Gusdur tetap menjenguknya, berarti Gusdur tidak
mempunyai musuh sana sekali, beliau sagat pemaaf, seperti yang diajarkan
Jiraiya pada Naruto, “Memaafkan adalah kunci untuk memutuskan rantai
kebencian.”
Ketika
guru Jiraiya, sedang duduk-duduk dan ngobrol santai dengan muridnya, ia
berujar, “Musuh besar bagi seorang ninja adalah kebencian dalam dirinya
sendiri.” Ia mengajarkan Naruto untuk menghilangkan kebencian yang bersumber
dari dirinya, sebagaimana Gusdur yang banyak menebar perdamaian dan berusaha
kuat untuk menghapus kebencian sebab perbedaan.
Di lain sesi, Jiraiya mengatakan, “Laki-laki
akan jadi lebih kuat kalau ditolak.” Kisah cinta cucu mbah Hasyim As’ary itu
pun tak semulus yang dikira, bahkan Gusdur pernah ditolak oleh Bu Sinta, Gusdur
muda dengan beraninya melamar Shinta Nuriya yang ketika itu masih berumur
belia, 13 tahun. Akhirnya ya ditolak, namun Gusdur tak pernah menyerah, PDKT
berkualitas pun ia kerahkan demi cintanya.
Kerja
nyata beliau dalam kebaikan tak usah ditanya lagi, dan beliau jarang
menjelaskannya kepada publik, karena jika itu memang kebaikan toh nanti semua
orang juga akan tahu. Dari beberapa tindakan realistisnya itulah Gusdur
beberapa kali mendapat hinaan dan kesalahpahaman dari mereka yang belum
mengerti jalan pemikiran Gusdur.
Jika
kecepatan berpikir kita hanya secepat angkot, beliau sudah jauh melebihi itu,
kecepatannya secepat kereta melaju, banyak peristiwa yang beliau prediksi di
masa yang akan datang yang membawa kemaslahatan. Tujuan beliau adalah
melindungi mereka yang lemah dan terzalimi, tak peduli cacian murah apa yang
akan menghujamnya.
Naruto
berkata, “Aku hanya ingin melindungi mereka walau harus menjalani penderitaan
seperti apapun.” Ya, mereka berdua sangat dicintai, Gusdur di dunia nyata, dan
Naruto hanya sebatas Anime belaka. Berapa banyak sahabat Naruto yang ingin
melindunginya, berjuang bersamanya. Begitu dengan Gusdur, betapa banyak orang
yang sekarang merindukannya, mengenang jasa-jasanya.
Post a Comment
0 Comments