Home Style Widget

Mengenal Syaikh Ahmad Zarruq Al-Fasi



http://www.aljounaid.org/article.aspx?c=5724
Makam Syaikh Zarouq 
sumber: http://www.aljounaid.org/
Beliau adalah Ahmad bin Ahmad bin Muhammad bin Isa, sering disebut Abul Abbas. Adapun laqob atau julukannya adalah Zarruq, dinasabkan kepada kakeknya. Syaikh Ahmad Zarruq dinasabkan juga kepada Al-Burnusy, yaitu suatu kabilah di daerah Taza (Maroko).
Sebagaimana yang beliau tuturkan tentang kelahirannya, “Aku lahir saat terbit matahari pada hari kamis tanggal 22 Muharram 846H/1442M.”
Syaik Zarruq dididik oleh neneknya, seorang ahli fikih yang salehah, ialah yang menanggung segala kebutuhan Zarruq setelah kewafatan kedua orangtuanya, adapun orang tuanya meninggal tidak jauh setelah kelahiran Zarruq. Beliau mengatakan, “Nenekku yang mengajarkanku dan memerintahkanku salat, ketika itu aku masih lima tahun, dan (pada umur itu) aku sudah melaksanakannya.
Pada umur lima tahun, neneknya sudah mengajarkannya ilmu tauhid, tawakal, keimanan, perkara agama dengan metode yang menakjubkan. Ia tiap harinya menyediakan Zarruq makanan, setelah selesai belajar, Zarruq datang untuk makan, namun sneneknya selalu berkata, “Aku tidak memiliki apapun, namun rezeki ada di pembendaharaan Allah Swt azza wa jalla, maka duduklah kita meminta pada Allah Swt, ia pun mengulurkan tangannya ke langit, Zarruq mengikutinya dan sama sama berdoa selama beberapa waktu, kemudian si nenek berkata, “Lihatlah! Semoga Allah menjadikan sesuatu di dekat tiang rumah, sesungguhnya rezeki adalah keringanan. Kami pun memeriksanya bersama-sama dan mendapati makanan disana, Zarruq pun senang dengan pemberian ini, juga senang dengan Allah Swt yang telah memberikannya rezeki.
Neneknya berkata, “Mari kita bersyukur sebelum kita memakannya, karena Allah telah menambahkan rezeki pada kita, maka Zarruq dan neneknya mengulurkan tangan, memujiNya dan bersyukur, kemudian menyantap makanan itu.
Dalam hal pendidikan, nenek Zarruq lebih mendahulukan cucunya untuk memperdalam ilmu dibandingkan dengan syair, beliau berkata kepada Zarruq, “Siapapun yang meninggalkan ilmu dan sibuk dengan syair, perumpamaannya seperti seseorang menukar gandum dengan jewawut (keduanya sama-sama jenis gandum namun beda kualitas).
Setelah Zarruq menyelesaikan hafalannya, ia pun melanjutkan untuk talaqqi. Awal kali beliau bertalaqqi kepada syaikh As-Shathiy dan Syaikh Abdullah Al-Fakhhor, begitu juga talaqqi alquran kepada beberapa masyaikh, diantaranya syaikh Al-Qowry, syaikh Az-Zahwany, dan syaikh Al-Mujashy. Kemudian ia mempelajari ilmu tasawuf dan ilmu tauhid dengan menggunakan Ar-Risalah Al-Qudsiyyah dan ‘Aqoid At-Tusy kepada syaikh Abdurrahman Al-Majduly.
Selain itu, beliau juga sempat membaca Shohih Bukhori dan sebagian kitab At-Tanwir kepada Al-Qoury, kemudian kepada Abdul Haqqi As-Shufro beliau mempelajari ilmu fikih dan Jami’ Tirmidzi.
Adapun masyaikhnya sangat banyak, disini bisa dilihat kesungguhan beliau dalam menuntut ilmu. Nama-nama mereka adalah, Abul Al-Abbas Ahmad Al-‘Ajl 856H (suami dari nenek beliau), Abu Al-Abbas Ahmad bin Sa’id Al-Miknasi Al-Fasy 870H, Abdullah bin Muhamad Qosim Al-Qoury 872H, Ahmad bin Abdullah Az-Zaituny 870H, Abul Ali Hasan bin Mandil Al-Mughily 864H, Abul Abbas Ahmad bin Aly bin Salih Al-Faylaly 860H, Abu Abdillah Sulaiman Al-Jazuly 870H, Abu Abdillah Muhammad Al-Masydzali 866H, Abu Abdillah Muhammad Ibn Amlal 856H, Muhammad bin Qosim Ar-Risho’ 890H,.
Disamping memiliki masyaikh yang banyak, beliau juga memiliki murid yang cukup banyak, namun yang mashur diantaranya adalah, Ahmad Al-Manjur 955H, Syamsun Al-Laqqoni 935H, Al-‘Alim Muhammad bin Abdirrahman Al-Hatthob 945, Zaen Thohir Al-Qisthiny 899H, Abdul Wahhab Az-Zarqoq 961H, Abu Abdillah Muhammad bin Abi Jum’ah Al-Habthy 930H, Aburrahman Al-Qonthory 956H, Muhammad bin Ali Al-Kharuby At-Thorobnusy 963H, dan Muhammad Abul Fadhl Khoruf At-Tunisy 966H.
http://www.nafahat-tarik.com/2015/02/doc.html
Kitab masyhur karya beliau
Syaikh Zarruq telah menyusun banyak kitab turats yang mengandung banyak manfaat, khususnya dalam bidang tasawuf. Kitab-kitab yang sudah dikarang oleh beliau adalah, Al-Hawadits Al-Bida’, Syarh Aqidah Al-Ghozaly, Risalah Ilal Fuqoro Al-Muntasibin liithoriqoh Az-Zaruqiyyah, Syarh Qosidah Nuniyyah Lisyastary, An-Nasihah Al-Kafiyyah liman Khossohullahu bil ‘Afiyah,Qowaid At-Tasawwuf, Tanbih Dzawil Himam Ala Ma’ani Alfadz Al-Hikam, Nadzmu ‘Uyubinnafsi wa Mudawaatuha, Thoifah min kalam Az-zaruq biduuni ‘Unwan, Al-Fath wa At-Tamkin, Al-Qosidah At-Taiyyah fil Hatssi Alal ‘Uzlah, Risalah Fi At-Tasawwuf, Ushul At-Thoriqoh, Rislaah ‘Ibaroh An Washiyyah Wajjahaha Zaruq li ahadi Ash-Habihi Yushihi fiiha bi taqwallah, Al-Haqiqoh, Iddah Al-Murid As-Shodiq, Wadzifah Az-Zaruq, Syarh Qosidah Ad-Dhimyathiyyah, Al-Maqshod Al-Asma, Al-Jami’ Lijumalin Minal Fawaid wal Manafi’, Syarh Hizb Bahr dan masih banyak lagi, beliau juga telah mensyarahi kitab Al-Hikam ibn Athoillah.
Beliau wafat pada 18 Shafar tahun 899H/1493M dan umurnya 54, dimakamkan di Tripoli.

Post a Comment

1 Comments